Berasal dari abad ke-12 sampai abad ke-16 di Perancis, arsitektur Gothic dikenal sebagai "Gaya Perancis" (Opus Francigenum) dengan jangka Gothic yang pertama kali muncul pada bagian akhir dari masa Renaissance. Arsitektur Gothic yang paling dikenal yaitu sebagai arsitektur katedral, biara dan paroki gereja-gereja di Eropa. Selain itu juga banyak terdapat pada arsitektur kastil, istana, balai kota, balai serikat, universitas terkemuka dan rumah pribadi.
Istilah "Gothic arsitektur" tidak menyiratkan arsitektur historis Goth. Ia memiliki aplikasi yang lebih luas. Istilah tersebut datang dan digunakan pada awal tahun 1530-an oleh Giorgio Vasari untuk menggambarkan budaya yang dianggap kasar dan barbar. Periode ini dimulai penyebarannya dari Prancis. Sebagai kelanjutan dari periode sebelumnya, yaitu adanya kecenderungan untuk menambah ketinggian langit-langit hingga jauh melebihi skala manusia, maka pada periode ini bentuk yang dianut merupakan bentuk arsitektur vernakular Eropa dengan beberapa penyempurnaan.
Perubahan-perubahan yang terjadi di Perancis pada periode Gothic di antaranya:
Ketinggian langit-langit yang jauh melebihi skala manusia, terutama pada gereja-gereja dan katedral. Notre Dame de Paris , atau lebih dikenal sebagai katredal Notre dibangun pada tahun 1163 di bawah pimpinan Bishop Maurice de Sully dan selesai pada tahun 1345. Katedral yang dibangun dengan gaya arsitektur gothic perancis ini memiliki luas 4.800m² dan tinggi 90m.
Notre Dame de Paris
Bentuk busur yang meruncing, dikarenakan keinginan untuk menciptakan atap meruncing.
Pengembangan bentuk rib vaults—bentuk kubah yang menyerupai rusuk. Salah satu pembeda arsitektur Gothic dengan periode sebelumnya adalah sistem konstruksi kolom dan langit-langit tidak terpisah. Jadi antara kolom dan rusuk penyangga atap menyatu. Sebagai pengembangan dari struktur busur silang yang banyak digunakan pada periode sebelumnya, bentuk busur rusuk dapat dikatakan terinspirasi dari bentuk ranting pohon. Pada perkembangan selanjutnya, susunan rusuk yang terjadi malah menyerupai kipas.
Bentuk Kubah Notre Dame de Paris
Salah satu karakteristik yang paling khas arsitektur Gothic adalah wilayah luas dari jendela yang sangat besar dan jendela yang terkesan individu. Pada jendela tersebut digunakannya kaca patri sebagai tambahan interior gereja.
Bentuk Jendela Pada Gereja
Banyak Gothic bukaan didasarkan atas sama sisi bentuk. Dengan kata lain, saat lengkungan yang disusun, yang jari-jari persis membuka lebar dan dalam kubah setiap bertepatan dengan titik dari mana sumber lengkungan berlawanan.
Arch sisi
The Flamboyant Arch adalah salah satu yang disusun dari empat titik, bagian atas setiap busur ke atas balik utama menjadi busur yang lebih kecil dan rapat, seperti titik yang tajam. Ini lengkungan menciptakan efek kaya dan hidup bila digunakan untuk perhiasan dan dekorasi jendela permukaan.
Arch flamboyan
Arch tertekan cocok untuk ruang yang sangat luas, asalkan itu cukup didukung oleh banyak poros vertikal yang sempit. Efek keseluruhan menghasilkan tampilan grid-seperti biasa, halus, bentuk persegi panjang dengan penekanan pada garis tegak lurus. Hal ini juga digunakan sebagai hiasan dinding di mana arcade dan bukaan jendela merupakan bagian dari seluruh permukaan dekoratif.
Arch Tertekan
Karakteristik yang paling tercermin membentuk arsitektur Gothic adalah Cathedrals dan Churches. Era Gothic sendiri kemudian berkembang menurut wilayahnya masing-masing. Seperti di Perancis, Inggris, Italia, Spanyol, Portugal, dan Polandia. Bangunan di era arsitektur Gothic kemudian hancur ketika perang saudara pecah di Inggris. Sehingga di tahun 1663 sampai akhir abad 17 timbul pengembangan aru dari arsitektur Gothic di Inggris yang dinamakan Gothic Survival and Revival. Bukti keberadaan bangunannya bisa kita lihat di Oxford dan Cambridge.
referensi:
arsitekturgothic.blogspot.com/2008/02/arsitektur-gothic.html
Arsitektur Gothic Abad XII-XVI di Perancis
Posted by
Ummi Hanifah Marshush
|
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment